Gon menggunakan batu raksasa untuk menyerang tubuh Binolt, membuatnya tak mampu berbuat hal lain selain menghindar. Dan saat itulah, Gon menyerang dengan pukulan. Akan tetapi, Binolt mampu menghindarinya dan bahkan balas menyerang. Namun kemudian, hantaman batu raksasa kembali dilancarkan dan kali ini dari Killua. Mereka berdua menyerang secara bersama-sama hingga membuat Binolt kewalahan.
"Benar-benar stamina yang luar biasa ...
Mereka tak pernah berhenti, tubuhku tak bisa beristirahat sedikitpun"
Hunter x Hunter Chapter 139 - Kami benar-benar Pergi ke Masadora?
"Seperti dugaanku" Ucap Biscuit dalam hati. Dari tadi, ia terus mengawasi mereka, pergerakan, perkembangan, pertarungan mereka. "Mereka berusaha untuk memaksa Binolt mencapai batasnya. Gerakan mereka yang beresiko kematian itu, tidak buruk juga. Situasi dimana mereka mempertaruhkan nyawa mereka, itu dapat memaksimalkan kemampuan mereka. Mereka tak tahu seberapa cepat mereka akan berkembang karena kurangnya pengalaman. Tentu saja, mereka harus menguasai dalam hal membaca gerakan lawan, gerak otot dan perubahan kekuatan yang tiba-tiba"
"Mereka berdua seperti permata" Pikir Biscuit.
"Ketegasan yang terpancar dari kedua matanya, serta kekuatan yang masih tersembunyi di dalamnya, benda yang bisa dibuat mengkilap setelah kau mengasah mereka, dia mirip dengan Berlian" Biscuit menganalogikan Gon bagai sebuah batu berlian. Sementara Killua, "Dingin dan tenang, seperti warna biru. Bunga biru ini, warna batu yang indah dan langka, yang bisa jadi ilusi, warna yang membuat kita gemetar saat melihatnya, dan memberikan kekuatan yang abadi, dia seperti batu Sapphire"
"Aaah, kenapa benda yang bisa dibuat mengkilap dengan mengasahnya bisa membuat hatiku berdebar seperti ini, ufufufufufufu, aku akan melatih mereka"
"Ini!!?" Binolt kaget, ia baru menyadari satu hal. Setelah tadi mereka berdua terus menyerang dengan menggunakan batu raksasa, kini tempat yang bisa dibilang merupakan arena itu dipenuhi oleh batu-batu raksasa, benda-benda yang bisa dijadikan tempat untuk bersembunyi. Dengan itu, Killua dan Gon akan bisa lebih mudah mengendap mendekat sementara Binolt akan semakin sulit untuk menebak pergerakan mereka.
"Pemikiran yang bagus" Pikir Biscuit.
"Hutan yang terbuat dari batu, membatasi gerakan lawan dan membuat area dimana mereka bisa bersembunyi, sangat mengejutkan. Mereka masih punya dua minggu, tapi kelihatannya mereka akan bisa menyelesaikannya dalam satu hari"
Tap!
Killua melempar sebuah krikil, menciptakan suatu bunyi yang membuat Binolt menoleh. Namun ternyata, Killua hanya memancingnya agar ia lengah.
"Perangkap!? Dari belakang!!??"
Jbuakkkk!!!!!
Binolt dikepung dari dua sisi, ia tak mampu berbuat apa-apa lagi. Killua memegang tangannya dan bersiap untuk memukul, "Game Over, paman"
"Jangan, Killua!!!" Teriak Gon.
"Eh? Kenapa kau menghentikanku, Gon?" Killua melepaskan lelaki tadi.
"Belum, kita masih punya banyak waktu tersisa" Ucap Gon.
"???"
"Kita masih bisa lanjut. Tapi kali ini, satu lawan satu. Kalau kita berhenti sekarang, itu akan percuma. Kondisi kita sedang sangat baik sekarang"
"Itu karena kalian sedang dalam kondisi terbaik kalian" Pikir Biscuit. Ia hanya diam menonton, tak berkata apapun, hanya memberi komentar dalam hati.
"Tapi, terlalu awal bagimu untuk menyadarinya"
"Hehe, bodoh" Ucap Binolt.
"Tadi itu akan menjadi kesempatan terakhir kalian. Selanjutnya, akulah yang akan menyerang kalian. Aku akan memotong-motong tubuh kalian!!"
"Yah, tapi sebaiknya kau melakukannya besok" Ucap Gon.
"Sebaiknya kau mengistirahatkan tubuhmu, pergerakanmu sudah melambat"
"Benar juga. Dia sudah kelelahan sampai membuat kami berdua mampu mengalahkannya. Selanjutnya, kami tak akan tahu musuh seperti apa yang akan kami lawan" Pikir Killua.
Malam harinya, semua sudah terlelap. Dan, BInolt ingin memanfaatkan kesempatan tersebut. Perlahan ia bangun dan bersiap untuk kabur. Namun sedikit saja ia bergerak, Killua dan Gon langsung tanggap.
"Cih" Binoltpun membatalkan niatnya.
"Percuma saja" Pikir Biscuit, yang juga menyadari hal tersebut.
"Zetsumu sempurna, tapi sekarang mustahil bagimu untuk bisa lolos dari perhatian mereka. Sekarang, mereka bisa merasakan hampir semua yang ada di sekitar mereka. Gerakan halus, sampai benda kecil sekalipun. Binolt ... Kalau masalah kemampuan, kau kalah"
Di tengah tidurnya, Binolt bermimpi, mimpi akan bayangan masa kecilnya dulu. Saat itu, Binolt yang hidup sebatang kara bagai gelandangan tak sengaja menemukan sebuah dompet yang djatuhkan oleh suatu pasangan. Namun ketika hendak mengembalikannya, pasangan itu malah mengira kalau ia mencurinya. Setelahnya, Binolt kecil dihajar.
"!!!" BInolt terbangun dari tidurnya, dan hari sudah pagi. Dan tak lama setelahnya, pertarunganpun kembali dimulai, Binolt vs Gon. Sementara itu, Biscuit dan Killua menonton.
"Aku salah" Pikir Killua.
"Gerakan orang ini tidaklah melambat, melainkan kamilah yang menjadi semakin cepat. Jadi inikah perbedaan yang didapat ketika melawan musuh dengan meresikokan nyawa"
Kembali ke hal yang terlintas di benak Binolt ...
"Itulah kenapa aku tak suka lewat jalan kumuh"
"Kau sendiri yang bilang ini jalan pintas" Pasangan yang kelihatannya suami istri itu pergi meninggalkan Binolt kecil yang telah babak belur.
"Aku tak mengharapkan pujian atau semacamnya ..." Pikir Binolt.
"Yang aku inginkan hanyalah ... aku ingin hidup ... Itu saja"
10 Hari kemudian ...
Buakkkk!!!!!
Gon menghajar Binolt, ia telah benar-benar dikalahkan.
"Sudah cukup ..." Ucap Binolt, ia menyerah.
"Aku tak punya kesempatan untuk menang lagi, bunuh saja aku" Pinta lelaki itu. Akan tetapi, Gon malah tersenyum sambil berkata, "Terimakasih, Binolt-san!! Terimakasih sudah membuat perkembangan kami meningkat dengan drastis, Osu!"
Gon menundukan kepalanya.
"Setelah meninggalkan Greed Island, aku akan menyerahkan diri. Maukah kalian membiarkan diriku pergi?" BInolt memohon.
"Pergilah" Biscuit memberi izin. Kemudian, Binoltpun pergi.
"Hmm, jadi memang itu rencanamu sejak awal ya?" BIscuit bertanya ke Gon, "Kau tahu kan kalau dia itu seorang pembunuh berantai kelas satu?"
"Yah, tapi dia sudah mengajari kami banyak hal" Jawab Gon, tanpa ada sedikit rasa keraguanpun di wajahnya.
"Kau memang tulus" Pikir Biscuit.
"Benar-benar stamina yang luar biasa ...
Mereka tak pernah berhenti, tubuhku tak bisa beristirahat sedikitpun"
Hunter x Hunter Chapter 139 - Kami benar-benar Pergi ke Masadora?
"Seperti dugaanku" Ucap Biscuit dalam hati. Dari tadi, ia terus mengawasi mereka, pergerakan, perkembangan, pertarungan mereka. "Mereka berusaha untuk memaksa Binolt mencapai batasnya. Gerakan mereka yang beresiko kematian itu, tidak buruk juga. Situasi dimana mereka mempertaruhkan nyawa mereka, itu dapat memaksimalkan kemampuan mereka. Mereka tak tahu seberapa cepat mereka akan berkembang karena kurangnya pengalaman. Tentu saja, mereka harus menguasai dalam hal membaca gerakan lawan, gerak otot dan perubahan kekuatan yang tiba-tiba"
"Mereka berdua seperti permata" Pikir Biscuit.
"Ketegasan yang terpancar dari kedua matanya, serta kekuatan yang masih tersembunyi di dalamnya, benda yang bisa dibuat mengkilap setelah kau mengasah mereka, dia mirip dengan Berlian" Biscuit menganalogikan Gon bagai sebuah batu berlian. Sementara Killua, "Dingin dan tenang, seperti warna biru. Bunga biru ini, warna batu yang indah dan langka, yang bisa jadi ilusi, warna yang membuat kita gemetar saat melihatnya, dan memberikan kekuatan yang abadi, dia seperti batu Sapphire"
"Aaah, kenapa benda yang bisa dibuat mengkilap dengan mengasahnya bisa membuat hatiku berdebar seperti ini, ufufufufufufu, aku akan melatih mereka"
"Ini!!?" Binolt kaget, ia baru menyadari satu hal. Setelah tadi mereka berdua terus menyerang dengan menggunakan batu raksasa, kini tempat yang bisa dibilang merupakan arena itu dipenuhi oleh batu-batu raksasa, benda-benda yang bisa dijadikan tempat untuk bersembunyi. Dengan itu, Killua dan Gon akan bisa lebih mudah mengendap mendekat sementara Binolt akan semakin sulit untuk menebak pergerakan mereka.
"Pemikiran yang bagus" Pikir Biscuit.
"Hutan yang terbuat dari batu, membatasi gerakan lawan dan membuat area dimana mereka bisa bersembunyi, sangat mengejutkan. Mereka masih punya dua minggu, tapi kelihatannya mereka akan bisa menyelesaikannya dalam satu hari"
Tap!
Killua melempar sebuah krikil, menciptakan suatu bunyi yang membuat Binolt menoleh. Namun ternyata, Killua hanya memancingnya agar ia lengah.
"Perangkap!? Dari belakang!!??"
Jbuakkkk!!!!!
Binolt dikepung dari dua sisi, ia tak mampu berbuat apa-apa lagi. Killua memegang tangannya dan bersiap untuk memukul, "Game Over, paman"
"Jangan, Killua!!!" Teriak Gon.
"Eh? Kenapa kau menghentikanku, Gon?" Killua melepaskan lelaki tadi.
"Belum, kita masih punya banyak waktu tersisa" Ucap Gon.
"???"
"Kita masih bisa lanjut. Tapi kali ini, satu lawan satu. Kalau kita berhenti sekarang, itu akan percuma. Kondisi kita sedang sangat baik sekarang"
"Itu karena kalian sedang dalam kondisi terbaik kalian" Pikir Biscuit. Ia hanya diam menonton, tak berkata apapun, hanya memberi komentar dalam hati.
"Tapi, terlalu awal bagimu untuk menyadarinya"
"Hehe, bodoh" Ucap Binolt.
"Tadi itu akan menjadi kesempatan terakhir kalian. Selanjutnya, akulah yang akan menyerang kalian. Aku akan memotong-motong tubuh kalian!!"
"Yah, tapi sebaiknya kau melakukannya besok" Ucap Gon.
"Sebaiknya kau mengistirahatkan tubuhmu, pergerakanmu sudah melambat"
"Benar juga. Dia sudah kelelahan sampai membuat kami berdua mampu mengalahkannya. Selanjutnya, kami tak akan tahu musuh seperti apa yang akan kami lawan" Pikir Killua.
Malam harinya, semua sudah terlelap. Dan, BInolt ingin memanfaatkan kesempatan tersebut. Perlahan ia bangun dan bersiap untuk kabur. Namun sedikit saja ia bergerak, Killua dan Gon langsung tanggap.
"Cih" Binoltpun membatalkan niatnya.
"Percuma saja" Pikir Biscuit, yang juga menyadari hal tersebut.
"Zetsumu sempurna, tapi sekarang mustahil bagimu untuk bisa lolos dari perhatian mereka. Sekarang, mereka bisa merasakan hampir semua yang ada di sekitar mereka. Gerakan halus, sampai benda kecil sekalipun. Binolt ... Kalau masalah kemampuan, kau kalah"
Di tengah tidurnya, Binolt bermimpi, mimpi akan bayangan masa kecilnya dulu. Saat itu, Binolt yang hidup sebatang kara bagai gelandangan tak sengaja menemukan sebuah dompet yang djatuhkan oleh suatu pasangan. Namun ketika hendak mengembalikannya, pasangan itu malah mengira kalau ia mencurinya. Setelahnya, Binolt kecil dihajar.
"!!!" BInolt terbangun dari tidurnya, dan hari sudah pagi. Dan tak lama setelahnya, pertarunganpun kembali dimulai, Binolt vs Gon. Sementara itu, Biscuit dan Killua menonton.
"Aku salah" Pikir Killua.
"Gerakan orang ini tidaklah melambat, melainkan kamilah yang menjadi semakin cepat. Jadi inikah perbedaan yang didapat ketika melawan musuh dengan meresikokan nyawa"
Kembali ke hal yang terlintas di benak Binolt ...
"Itulah kenapa aku tak suka lewat jalan kumuh"
"Kau sendiri yang bilang ini jalan pintas" Pasangan yang kelihatannya suami istri itu pergi meninggalkan Binolt kecil yang telah babak belur.
"Aku tak mengharapkan pujian atau semacamnya ..." Pikir Binolt.
"Yang aku inginkan hanyalah ... aku ingin hidup ... Itu saja"
10 Hari kemudian ...
Buakkkk!!!!!
Gon menghajar Binolt, ia telah benar-benar dikalahkan.
"Sudah cukup ..." Ucap Binolt, ia menyerah.
"Aku tak punya kesempatan untuk menang lagi, bunuh saja aku" Pinta lelaki itu. Akan tetapi, Gon malah tersenyum sambil berkata, "Terimakasih, Binolt-san!! Terimakasih sudah membuat perkembangan kami meningkat dengan drastis, Osu!"
Gon menundukan kepalanya.
"Setelah meninggalkan Greed Island, aku akan menyerahkan diri. Maukah kalian membiarkan diriku pergi?" BInolt memohon.
"Pergilah" Biscuit memberi izin. Kemudian, Binoltpun pergi.
"Hmm, jadi memang itu rencanamu sejak awal ya?" BIscuit bertanya ke Gon, "Kau tahu kan kalau dia itu seorang pembunuh berantai kelas satu?"
"Yah, tapi dia sudah mengajari kami banyak hal" Jawab Gon, tanpa ada sedikit rasa keraguanpun di wajahnya.
"Kau memang tulus" Pikir Biscuit.
"Tapi di balik itu, terdapat hal yang berbahaya"
0 Response to "Cerita Hunter x Hunter Chapter 139"
Posting Komentar