Cerita Hunter x Hunter Chapter 140

"Sekarang saat untuk pergi ke Masadora" Ucap Biscuit.

"Ya!!"

"Sejauh ini, monsternya sudah mulai lemah. Selama kalian mengkuti arah Kyara dan langsung menuju Masadora, tak akan terjadi apa-apa. Kalau bisa, hindari pertarungan dengan monster sebisa-bisanya"

"Akhirnya, kita akan memberi kartu" Ucap Gon.
"Ya. Tapi sebelum itu, kita harus mencari uang dulu" Balas Killua.

"..." Biscuit menunjukkan jarinya.

"Sembilan!!!!" Gon dan Killua kali ini kompak mengaktifkan Gyo mereka dan lalu mengatakan angkanya.

"Tepat sekali" Ucap Biscuit, "Tapi terlalu lambat. Kalian berdua, push up!!"

"Sial"

Hunter x Hunter Chapter 140 - Pergi ke Masadora, tapi ...

Setelahnya merekapun memulai perjalanan.

"Masih ada 30 kilometer lagi. Hmm, ayo kita tempuh dalam tiga jam!!"

Mereka berlari, melewati bukit bebatuan, sebuah desa yang terlihat seperti perkemahan, desa yang ternyata kosong tanpa penghuni, hingga berlari di pinggir pantai. Sampai pada akhirnya, kota tujuanpun terlihat.

"Ah! Itu dia!" Gon menunjuk kota yang sudah terlihat, suatu wilayah yang terdiri dari gedung-gedung berbentuk unik dan hal-hal yang melayang di udara.

Mereka bertiga masuk, dan berjalan melewati keramaian sambil melihat kanan kiri.
"Dimana ya tempat mereka menjual kartu sihirnya" Ucap Gon penasaran.

"Hei kalian berdua, sebaiknya kita mencari Toserba terlebih dahulu" Ucap Biscuit.

"Memangnya, apa yang mau kau beli?" Gon bertanya.

"Ra-Ha-Sia"

Setelahnya, mereka pergi ke sebuah Toko kartu. Di sana dijual berbagai macam kartu, mulai dari kartu-kartu benda, sampai kartu sihir. Namun kelihatannya, yang dijual hanyalah kartu-kartu untuk slot bebas.

Killua dan Gon bertanya pada seorang lelaki dimana mereka bisa menemukan kartu sihir. Kemudian, lelaki itupun menunjukan arahnya.

"Bisc, kami tahu tempat kartu sihirnya dijual" Gon memberitahu Biscuit. Namun kelihatannya, Biscuit tak begitu tertarik dan malah bertanya, "Apakah kalian capek?"

"Tidak!!"

"Kalau begitu, ayo kita kembali ke tempat berbatu tadi!!"

"Eeeh!!??" Gon dan Killua kaget. Tentu saja, siapapun akan kaget setelah diberitahu hal seperti itu. Setelah sampai, mereka malah diminta untuk kembali ke tempat yang jaraknya puluhan kilometer itu.

"Lalu bagaimana dengan kartu sihirnya??"

"Kalian tidak butuh kartu sihir untuk latihan. Lagipula, kalian tak punya kartu berharga untuk dilindungi kan"

"Iya sih, tapi ..."

"Kali ini kembali dalam waktu dua jam tiga puluh menit!!"

"Eeehhh!!?"

Terpaksa merekapun menuruti perintah Biscuit, kembali ke tempat tadi dengan berlari lebih cepat. Sampai akhirnya, mereka sampai. Tepat di tempat berbukit batu tempat tadi mereka berada.

"Gain" Biscuit merubah kartu-kartu yang tadi dibelinya menjadi benda, yaitu sekop, tempat pasir, yah, intinya peralatan untuk menggali.

"Sekarang, ayo kita kembali ke Masadora" Ucap Biscuit.

"Nenek tua ini bercanda ya" Pikir Killua.

"Tapi kali ini, kalian harus mengambil jalan lurus. Ya, benar-benar lurus" Ucap Biscuit.

"Apa? Lurus? Bagaimana kalau ada bukit? bagaimana melewatinya kalau tidak berbelok, mustahil" Ucap Killua. Tapi kemudian, Biscuit berkata, "Karena itulah, kalian harus menggali jalan kalian sendiri"

"..."

Benar saja, Gon dan Killua menggali terowongan di bukit. Secara perlahan, mereka menyekop tanahnya hingga akhirnya terbentuk lorong.

"Batu ini lebih lunak dari yang aku kira" Ucap Killua, sambil terus menggali.
"Ya, kita akan mengalami perkembangan yang baik kalau terus seperti ini" Ucap Gon.

Sepanjang hari, mereka terus menggali bukit itu. Akan tetapi, jalannya tak kunjung tembus juga, sementara mereka sudah mulai tampak kelelahan.

Tap, tap ...

"Saatnya untuk menggunakan gerobaknya" Lorong yang mereka buat sudah cukup jauh, jadi mereka perlu gerobak untuk membawa tanahnya keluar.

"Ayo kita ambil giliran dalam menggali dan membawa keluar tanahnya"

Killua menggali sementara Gon membawa keluar tanahnya menggunakan gerobak dorong itu.

"Huh, aku pikir ini hanya akan memerlukan kekuatan lengan. Tapi ternyata, seluruh energi tubuhku terkuras, dan tanahnya semakin lama semakin mengeras" Pikir Killua.

"Kekuatan tubuh bagian bawah banyak digunakan, walaupun hanya mendorong gerobak ...
Kalau aku kehilangan tenaga sedikit saja, gerobak ini akan jatuh" Pikir Gon.

Mereka terus bekerja. Sampai akhirnya, satu bukit itupun tembus dibuat mereka.

"Haaaah, akhirnya selesai juga ..."
"Aku sudah tak bisa melakukannya lagi, haah"

Gon dan Killua lelah dan merebahkan diri mereka.

"KIta baru berpindah sekitar dua ratus meter"
"Tapi rasanya seratus kali lebih lelah dari kemarin"

"Tunggu! Jika kalian masu istirahat, istirahatlah disini" Biscuit telah menyiapkan suatu tempat. Disana mereka harus istirahat sambil memegang tali yang ujungnya telah dipasangi sebuah batu dan ditaruh di atas. Kalau mereka sampai melepaskan talinya, maka batu itu akan jatuh dan mengenai kepala mereka.

"Mulai sekarang, kalian akan tidur dengan posisi seperti ini" Ucap Biscuit.
"Dilarang melepaskan talinya. Dan, sewaktu-waktu aku akan memotong talinya menggunakan pisau ini, agar kalian waspada"

"Ayahku sering menyuruhku untuk melakukan hal seperti ini" Pikir Killua yang sudah terbiasa, dan ia bisa tidur nyenyak dengan posisi seperti itu. Akan tetapi, Gon ...

Buakkk!!!

Baru sedikit saja terlelap, Gon kelepasan hingga batu itupun jatuh menghantam kepalanya.

"Hah, sekarang karena jatuh, taruhlah kembali ke tempatnya" Ucap Biscuit.

"Sial ..." Gon kembali mencobanya.
"Oke, kali ini aku tak akan gagal"

Namun lagi-lagi, saat Gon hendak terlelap, ia kelepasan dan batu itupun kembali menghantamnya.

Buakkk!!!

Sampai pagi, hal itu terus berlanjut. Dan saat keesokan harinya mereka harus kembali menggali, Gon tampak pucat dengan banyak benjolan di kepalanya.

"Jangan terlalu memaksakan diri, kemarin malam kau sama sekali tidak tidur kan" Ucap KIllua.

"Aku baik-baik saja" Gon terus saja berusaha.

Kemudian, malam harinya ...

"Apa ..."

Batu yang digantung semakin diperbesar, terutama milik Gon.

"Batunya makin lama akan semakin besar. Apalagi Gon, karena tidak memperhatikan tadi"

"Aku masih bisa menghadapi batu sebesar ini. Aku harap setidaknya begitu"

Keesokan harinya, mereka kembali menggali. Hingga pada suatu titik, sekop yang Gon gunakan menancap di sebuah batu yang cukup keras.

"Ada apa?" Killua bertanya.

"Sepertinya aku menggali batu yang sangat keras" Ucap Gon.

"BIsa kau gali?"

"Tidak dengan sekop. Tapi aku rasa, aku bisa menghancurkannya dengan pukulan" Gon mengalirkan aura pada tinjunya. Tapi kemudian, ia kepikiran akan sesuatu.

"Killua!!! Menurutmu apa yang akan terjadi kalau kita menggabungkan aura kita ke sekop? Sekop juga bisa dianggap sebagai bagian tubuh"

"Bagian tubuh? Ah ..."

"Benar kan?"

Kali ini, Gon mengaliri sekop yang ia bawa dengan auranya.

"Begitu ya. Jika kau menaruh aura di sekop, kekuatannya akan semakin kuat" Pikir Killua.

"Dengan ini ..."

Tap!!! Batu keras tadi dapat digali dengan mudah sekarang.

"Menakjubkan!!! Menggali seperti ini menjadi sangat mudah. Batu ini seperti puding sekarang"

Mereka semakin bersemangat. Sementara itu dari luar, Biscuit terus mengawasi.

"Kelihatannya mereka sudah terbiasa dengan Shu, yang merupakan penerapan dari Ten. Tapi tehnik spesial berbeda dengan tehnik dasar, dan lagi mereka menggunakan banyak kekuatan dengan ki. Kalau tidak berhati-hati ..."

"Uuuurgggg ..." Killua tampak begitu kelelahan.
"Kenapa aku merasa sangat ..."

"Aku tidak bisa merasakan kekuatanku ..." begitu pula dengan Gon.
"Dan auranya tidak keluar sama sekali ..."

Tampaknya, mereka menggunakannya terlalu berlebihan.

"Kekuatan, ketahanan, dan tekad ...
Perpaduan ketiga itu sangat dibutuhkan untuk menggunakan aura. Latihan ini akan meningkatkan kemampuan itu. Saat mereka mencapai Masadora, akhir dari level pertama akan didapat" Pikir Biscuit

0 Response to "Cerita Hunter x Hunter Chapter 140"

Posting Komentar

Entri Populer