Keesokan paginya Saat dalam perjalanan kekelas aku berjalan dengan kepala menunduk, aku menjadi tidak semangat har ini kerena di acuhkan hanna namun tiba-tiba aku dikejutkan oleh seseorang dari belakang.
“BAAAA… kamu lagi ngeliatin apa ?”
“ngak gak ngeliatin apa-apa, kurang kerjaan banget sih jadi orang ganguin orang jalan, gak tau lagi di php-in nih” aku menggerutu dan belum sempat melihat siapa yang nekejutin dari belakang untuk menatap wajah teman saja aku tidak mau.
“oh ya… maaf deh, siapa tuh yang phpin kamu ?”
Siswi yang mengejutkan ku kemudian mencoba menatap mataku yang saat itu dalam keadaan menunduk. Alangkah terkejutnya aku, ternyata itu adalah hanna. Aku terperanjat dan langsung mengangkat kepala, aku tak berani menatap matanya.
“lho kok diam, kamu masih marah ?”
“ngggak kok, aku gak marah, santai aja, aku lagi dalam keadaan bad mood aja” jawabku dengan gagap.
“ohhh siapa sih yang phpin orang ganteng kayak kamu dim ? oh iya maaf semalam chat gak dibalas, aku udah tidur semalam”
“ahh,, biasa aja han.. ada deh pokoknya lagi bad mood, gak apa-apa kok aku udah biasa di phpin gitu” jawabku tanpa sadar.
“ups kelepasan” kataku dalam hati, sambil mata terbelalak dan dengan perlahan memandang wajah hanna.
Suasana jadi hening sejenak, hanna menatapku dengan wajah melongok, kira-kira 5 detikan kami saling berhadapan.
“udah ah aaa..kku duluan yah dim”hana berpamitan dengan gagap dan kemudian hanna berbalik arah, dengan cepat ia berjalan menuju kelasnya.
“apa yang aku katakana, hancur sudah semuanya. Kenapa bisa keceplosan begini, dia pasti udah tau kalau aku suka kepadanya kalau begini caranya”.
Hari itu aku manjadi pendiam didalam kelas, lebih pendiam dari hari-hari sebelumnya, tiba-tiba saja anak paling playboy naik ke atas mimbar depan papan tulis pasti ada berita terhangat yang akan dia sampaikan dan siapa yang akan jadi korbannya lagi dalam bulan ini. Dedi, orangnya memang nakal tapi nakal dalam arti lain dia suka mempermainkan cewek dan dia terkenal di sekolah dan dalam urusan menggoda wanita ia jagonya dan ada satu lagi dia itu si wartawan yang selalu menyajikan sebuah topic hangat setiap bulan nya.
“hey teman-teman kalian tau tidak di kelas ini baru aja yang jadian lho ?” Tanya dedi dengan suara lantang ke depan kelas.
“TIDAK…” jawab seisi kelas dengan semangat, para wanita mulai membesarkan kupingnya untuk mewartakan kembali apa yang sedang manjadi berita hot bulan ini.
“kalian tau ngak kalau dimas jadian sama hanna anak kelas sebelah..” teriak dedi sembari nenatapku dengan devil facenya.
Rasanya tertusuk jarum ketika ku dengar kalau akulah yang akan menjadi buah bibir di kalangan siswa siswi di sekolah bulan ini.
“Ciee.. Dimas udah ngak Maho lagi sekarang” semua teman sekelas men-Ciekan ku saat itu, rasanya di kelilingi para iblis yang ingin menghakimi ku saat itu.
Cie demi cie di lemparkan ke arahku, aku semakin lemas mendengar hal itu.
“Dari mana si playboy bocor dapat informasi kalau aku sedang Modusin si Hanna” cerutu ku dalam hati. (bersambung)
0 Response to "Gelang jingga : Chapter 4 Buah bibir"
Posting Komentar