Cerita Hunter x Hunter Chapter 125

Di dalam suatu gedung, orang-orang tampak tengah berkumpul. Dan berbeda dengan saat pelelangan, orang-orang yang berkumpul kali ini bukanlah orang-orang berjas, ataupun konglomerat-konglomerat dari pihak mafia. Kali ini, yang berkumpul adalah mereka, para pengguna nen dengan penampilan-penampilan ala petarung.

Ya, berkumpulnya mereka tak lain adalah untuk suatu tujuan, seleksi untuk bisa bermain Greed Island.

"Saudara-saudara sekalian, selamat datang!!" Seorang pembawa acara menyapa seluruh hadirin. "Kita akan segera memulai seleksi untuk Greed island, yang akan dimainkan pada keenam console yang didapat oleh Tuan Battera"


"Tidak seperti Pelelangan di wilayah Selatan, dimana kalian hanya butuh dua belas juta jenis untuk bisa berpartisipasi, yang dibutuhkan pada Greed island adalah kekuatan, kekuatan penguasaan nen yang mencukupi ... Untuk itu, seorang penguji akan melihat kemampuan kalian, kemampuan nen kalian, dan keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Dan kami harap, kalian bisa mengerti"

Para peserta duduk fokus mendengarkan apa yang pembawa acara katakan. Dan di antara para peserta yang hadir, tampak juga Killua dan Gon.

"Lalu, yang akan menjadi penguji adalah seorang Hunter Profesional, Tsezugera!!!"

Pembawa acara menyambut Tsezugera, yang keluar dari suatu tirai.

"Dia itu Tsezugera sang Bounty Hunter kan?" Para peserta berbisik-bisik dengan rekannya, membicarakan lelaki berjenggot itu. "Aku dengar dia hanya melakukan sesuatu untuk uang. Kalau dia ada disini, itu berarti ada banyak uang yang bisa didapatnya dari game ini"

"Baik, langsung saja tanpa basa-basi, ayo langsung saja kita mulai ..." Tsezugera mulai memberi penjelasan, "Satu per satu dari kalian bergantian harus menunjukan ren kalian padaku. Dan, pengujiannya akan dilakukan secara tersembunyi di balik ruangan ini. Jadi, peserta lainnya yang belum masuk tak akan tahu apa yang terjadi di dalam. Lalu, hanya akan ada 32 orang yang dipilih! Saat orang yang dianggap layak telah mencapai jumlah itu, seleksinya berakhir"




Tirai kembali ditutup, dan penyelenggarapun mulai mempersilakan para peserta untuk masuk satu-satu ke ruang yang telah disediakan.

"Baiklah, siapa yang tertarik untuk ikut, silakan masuk"

kebanyakan peserta buru-buru ingin segera masuk ke dalam.

"Apa, itu saja?" Pikir kaget Killua yang bersama dengan Gon masih duduk di kursi tadi, sementara yang lain terlhat terburu-buru bergegas, takut kehabisan tempat mengingat tadi Tsezugera sempat bilang kalau yang mereka cari hanyalah 32 peserta.

"Apa tak ada penjelasan lainnya? Tapi kelihatannya tak ada satupun yang terkejut, dan semuanya bergegas untuk segera masuk. Ada orang-orang yang segera bergerak untuk mengikuti ujian, ada yang menunggu di belakang antrian, dan ada juga yang belum bergerak sama sekali dari tempat duduk mereka" Killua berpikir dan kemudian menyadari sesuatu, "Begitu ya ... Tesnya adalah tes eliminasi. Orang-orang sudah mengerti akan hal ini, itulah kenapa mereka segera bergerak tanpa bertanya, karena mereka tahu kalaupun bertanya, mereka tak akan mendapat jawaban. Ini pasti bukan pertama kalinya mereka mengikuti ujian semacam ini. Apa yang kami lakukan sekarang, dari penjelasan kecil yang kami terima, sisanya kamilah yang harus mencarinya. Mengikuti kelompok dengan pilihan terbaik, aku yakin pilihan orang-orang disini juga dipertimbangkan ole penguji"

Killua mengamati sekitarnya, sambil terus berpikir, "Total terdapat sekitar dua ratus kandidat. Seratus lebih mengantri untuk segera masuk ke ruang ujian, sekitar lima puluh peserta diam di dekat antrian sambil menunggu apa yang terjadi, lalu sekitar dua puluh peserta masih diam di tempat duduk mereka. Yang mana? Kelompok mana yang mengambil pilihan terbaik?"

Killua bingun untuk memutuskan, sementara satu per satu peserta terus dipanggil masuk, "Selanjutnya ..."

"Ya"

Beberapa menit kemudian, "Kontestan selanjutnya ..."

"Ya"

"Ini aneh" Pikir Killua lagi.
"Lebih dari sepuluh kontestan telah masuk, tapi tak ada satupun yang kembali. Apa mereka semua lulus? Kelihatannya ini tidak bagus, aku harus segera kesana juga"

"Hehehe" Seorang lelaki yang duduk di belakang Killua dan Gon malah tertawa.

"Kumpulan orang-orang bodoh itu, mereksa semua tidak mengerti apa-apa ..." Ucap lelaki itu berambut orange gelap itu.

"Eh?"

"Mereka yang mengantri, dan yang menunggu di dekat mereka, apa yang mereka tunggu? Aku yakin mereka pasti menunggu ada yang keluar dan lalu bertanya agar mereka bisa tahu apa yang terjadi di dalam. Seharusnya mereka sadar, hal itu tidaklah berguna"

"Apa yang ia maksud?" Pikir bingung Killua, dan kemudian menyadari satu hal, "Battera ingin menghindari akses gamenya terblok sebisa mungkin, jadi seleksinya begitu ketat. Dan kalau jumlah tiga puluh dua tercapai ..."

"Aku mengerti" Ucap Killua, "Tak akan ada 32 peserta lulus seleksi kan?"

"Tepat sekali" Ucap lelaki tadi.
"Dari keenam console yang Battera dapat, empat console slot satunya telah terisi oleh kartu memori. Jadi, dengan menggunakan penghubung empat slot di slot dua, maksimal tiap console hanya akan bisa menampung empat pemain. Di kali empat, totalnya adalah enam belas. kemudian, ditambah dengan dua console yang bisa menampung penuh dua kali delapan, totalnya adalah tiga puluh dua. Dengan kata lain, 32 bukanlah jumlah yang dicari, melainkan benar-benar jumlah maksimum pemain yang bisa main. Dan kalau aku menjadi Battera, akankah aku membiarkan seluruh slot itu terisi? Tentu saja tidak. Greed Island adalah game yang sudah lama belum bisa diselesaikan. Dan kalau pemainnya masih ada di dalam, tak ada seorangpun yang bisa menggantikannya. Intinya, mereka pasti akan menyisakan beberapa slot untuk berjaga-jaga. Dan aku rasa, slot yang akan diisi mungkin hanya sekitar dua puluh pemain" Jelas lelaki berambut orange itu.

"Mereka yang mengantri, dan yang menunggu informasi, aku rasa mereka tak akan lulus. Yang akan lulus adalah mereka yang segera bergegas tanpa keragu-raguan dan kita yang mengetahui triknya, iya kan, nak?"

"Gon, apa kau sudah mengerti?" Killua bertanya.

"Ah, sebenarnya aku tak berpikir sejauh itu" Ucap Gon.
"Aku hanya berpikir kalau seleksinya akan ketat, dan setelah mengetes begitu banyak peserta, akhirnya dia akan kelelahan kan?"

"Hahaha, bagus sekali, benar juga kau, nak" Ucap lelaki berambut orange tadi.
"Namaku adalah Poorhatto" lelaki itu memperkenalkan diri, "Sampai jumpa" Setelah cukup bersantai, iapun segera pergi.

Bagaimanapun pada akhirnya mereka tetap harus mengikuti seleksi. Dan setelah lelaki tadi maju, Killuapun juga memutuskan untuk segera mengikuti seleksinya.

Killua masuk, berjalan menelusuri suatu lorong yang merupakan jalan menuju ruang seleksi. Dan sambil berjalan, ia teringat akan kata-kata ayahnya :

"Jangan melakukannya secara berlebihan ...
jangan bergerak sampai kau yakin 100% kalau kau mampu membunuhnya ...
Di posisi kita, hal yang paling penting adalah menunggu"

Killua telah sampai di ruangan itu, dan ia telah berdiri tepat di depan Battera.


"Baiklah, cepat tunjukan renmu" Ucap Tsezugera.

"Menunjukan kekuatan penuh sejak awal pertarungan adalah hal yang bodoh ...
Itulah teori ayah ... Tapi, sekarang aku bukanlah seorang pembunuh lagi, aku adalah seorang Hunter" Pikir Killua yang kemudian tak segan-segan untuk menunjukan kekuatannya.

"Apa hatsu boleh aku tunjukan disini?"

"Hmm? Sepertinya tidak masalah" Ucap Tsezugera, "Saat aku bilang ren, maksudnya adalah kekuatan nenmu. Cepat buktikan kalau kemampuanmu sudah meningkat sejak saat itu"

"Ya, akan aku mulai"

Bzzzzttttt ...

Bagai chidori, aliran listrik mengalir dari ujung-ujung jari kedua tangan Killua, menyengat lantai.

"!!?" Tsezugera kaget.

"Bagaimana, mau melihat yang lebih hebat lagi?"

"Ti-tidak, itu saja sudah cukup ...
Kau lulus" Ucap Tsezugera. Sementara dalam hati, ia masih tampak kaget, "Dia merubah auranya menjadi listrik. Tapi bagaimana? Ini adalah hal yang mustahil, teknik semacam itu bukanlah hal yang bisa dipelajari dalam empat hari"

"Tapi ..." Sebelum Killua pergi, Tsezugera bertanya, "Teknik itu bukanlah hal yang bisa dipelajari dalam semalam kan ... Meskipun kau berlatih keras tiap hari menerima sengatan listrik, harusnya itu butuh minimal bertahun-tahun ... Siapa kau sebenarnya?"

"Menerima sengatan listrik? Bisa dibilang sejak lahir aku sudah mengarungi arus listrik ...
Yah, semacam tradisi keluarga" Ucap Killua

0 Response to "Cerita Hunter x Hunter Chapter 125"

Posting Komentar

Entri Populer