Cerita Teks Hunter x Hunter Chapter 134

"Selamat Datang" Sapa seorang penjaga toko.

"Kami ingin menukar empat kartu Garugadia yang kami miliki" Ucap Killua. Bersmama dengan Gon, ia ingin mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Baik, semuanya 120000 Jenis" Ucap bapak-bapak penjaga toko itu.
"Bagaimana kalau kalian menyimpan uang kalian disini? Dengan begitu, tak akan ada resiko uang kalian dicuri"

"Tidak, terimakasih, kami tahu dengan jelas kalau kami hanya akan bisa mengambilnya dari toko yang sama" Ucap Killua, dan dalam hati ia kesal.

"Lelaki itu benar-benar membuatku kesal, apa dia mau mengatakan pada kita kita hal yang sama berulang-ulang begitu" Ucap Killua ke Gon.
"Haha, kita tak bisa berbuat apa-apa, bagaimanapun dia adalah karakter dalam game dan sudah diprogram seperti itu" Ucap Gon.

Setelah mendapat uangnya, Gon dan Killuapun keluar dari toko itu, dan mempersiapkan langkah selanjutnya.

"Ini dia" Killua membuka buku penyimpanannya, "Yang kita miliki hanyalah kartu-kartu tak berguna. Dan untuk uang, untuk sementara kita tak perlu khawatir"

"Ah, ayo beli makanan dan minuman lalu pergi ke kota sihir Masadora!!" Usul Gon.
"Kau benar-benar optimis ya"

"Tentu saja!" Gon bersemangat. "Aku sudah tak sabar ingin menggunakan kartu sihir, whoaa, keren sekali"

"Iya iya, aku mengerti" Ucap Killua, "Tapi selain makanan dan minuman, untuk pergi ke tempat itu kita butuh hal lain"

"Eh? Apa?"

"Peta pulau ini" Ucap Killua.

Dan kemudian, merekapun pergi ke toko yang menjual peta. Di sana, terdapat dua jenis peta.

Kartu nomor 101, yaitu peta seharga 65000 Jenis yang di dalamnya terdapat penjelasan detail termasuk nama kota dan jalan-jalan rahasia yang ada. Kemudian, kartu nomor 100. yaitu peta dengan harga 20000 Jenis yang hanya memberitahu gambar pulaunya.

"Yang mana yang akan kita beli?" Killua bertanya.

"Nomor 100!! Lagipula, hanya itu yang bisa kita beli. Dan akan lebih menyenangkan bila kita menemukannya sendiri"

"Kau benar-benar optimis ya"

Akhirnya, merekapun membeli yang lebih murah.

"Gain" Killua merubah kartu itu menjadi peta :


"Hmm, isinya benar-benar minim"
"Ayo tanya"

Pada akhirnya mereka bertanya pada seseorang.

"Kalau ingin tahu lokasi Masadora, kalian harus membayar 3000 Jenis" Ucap penjaga toko itu, lelaki tadi.

"Mahal sekali. Ayolah kurangi sedikit, kami kan sudah sering datang kemari"

"3000 Jenis" Tak ada istilah tawar menawar disini.

Terpaksa, merekapun membayar sejumlah itu. Kemudian, lelaki tadipun memberi penjelasan :

"Dari kota ini, kalian akan melewati gunung dan teruslah berjalan ke arah utara. Kira-kira 80 km, dan kalian akan melihat sebuah Danau. Nah, jika kalian menelusuri danau ke barat laut, kau akan tiba di Masadora. Dalam perjalanan nanti, akan ada 2 kota kecil. Kalian bisa beristirahat disana"

"80 km. Jika pergi dengan cepat, kita bisa mencapai Masadora dalam satu hari"

"Tapi, itupun kalau kalian masih bisa hidup" Ucap penjaga toko.

"Eh?"

"Di gunung, ada kawanan bandit yang menyerang pengembara.Dan jika berhasil melewatinya, kalian akan bertemu dengan monster"

"Bandit?"
"Monster?" Killua dan Gon malah semakin bersemangat. Dan tak lama setelahnya, merekapun berangkat.

"Yosh, kita pergi!!"

"Tunggu aku!!!" Tiba-tiba seseorang memanggil mereka dari belakang, meminta untuk menunggu. Dan ternyata, orang itu tak lain adalah gadis berdaun yang masuk ke game bersama-sama dengan mereka.

"Kalau tidak salah, kita masuk bersama-sama kan ..."

"Ya... Aku ... Izinkan aku ikut dengan kalian!" Pinta gadis itu.

"AH, maaf, tapi jawabannya tidak" Tolak Killua langsung.

"Kenapa!? Kenapa begitu?"

"Kau hanya akan merepotkan saja" Ucap Killua.

Deg ...
Dalam hati gadis itu benar-benar kesal.

"Mereka bilang aku merepotkan? Aku sudah hidup jauh lebih lama dari kalian, bocah" Pikir kesal gadis itu. "Kalau mau, aku bisa saja menjatuhkan kalian berdua hanya dengan satu jari. Aku hanya ingin menolong kalian, tapi kalian langsung menolaknya. Akan ku tunggu saat dimana kalian berada dalam keadaan berbahaya dan aku akan menolong kalian"

"Hei, tu-tunggu aku"

Gon dan Killua tak peduli dan terus melanjutkan perjalanan.

"Aku janji tak akan merepotkan kalian, tunggu aku!!"

Sementara itu di sisi lain Greed Island, tampak kalau Shalnark, Shizuku, dan Kurotopi telah masuk, dan mereka menanyakan berbagai informasi pada orang-orang. Sampai akhirnya ...

"Yah, aku sudah mendapat semua informasi yang aku butuhkan" Ucap Shalnark.


"Kalau begitu, bisakah kau menjelaskannya pada kami?" Shizuku tak mengerti. kemudian, Shalnarkpun menjelaskan hasil analisanya ...

"Pertama, aku bertanya pada para penduduk kota ini, dan mereka hanya bisa menjawab apa yang mereka perakan saja, khas karakter game. Kedua, Book" Shalnark memunculkan buku penyimpanannya, dan mengambil dua lembar kartu yang sama dari sana.

"Di tangan kiriku adalah kartu asli, sedangkan di tangan kananku adalah salinan yang diciptakan oleh Kurotopi. Gain!"

Booft

Hanya kartu yang asli yang berubah.

"Kartu hasil salinan Kurotopi tidak berubah. Kartu yang Kurotopi buat tidaklah datang langsung dari program. Kartu ini juga salah satu kartu Kurotopi, jadi pasti ada sistem yang menghalau ini di game ini. Lalu ketiga, objek di luar game, seperti batu ini misalnya. Bahkan meski di Dunia ini, vacum cleaner Shizuku tetap bisa menghisapnya.Tapi vacum Cleaner Shizuku tak bisa menghisap item dengan kemampuan spesial seperti yang aku bawa ini, walaupun ini benda mati. Dan, telah dipasang sistem kalau kartu tidak bisa ditemukan menggunakan nen"

"Hmm"
"Lalu?" Kurotopi dan Shizuku masih belum mengerti.

"Dari informasi ini, dapat disimpulkan bahwa ...
Game ini bukanlah di Dunia imajinasi, melainkan kita sedang berada di dalam suatu pulau di Dunia kita"

"???"

"Apa maksudmu?"

"Aku mulai curiga saat Feitan dan Phinks masuk ke dalam game ini. Saat itu, tubuh mereka benar-benar hilang kan? Jika pemain benar-benar masuk ke dalam game, harusnya yang masuk hanya semacam rohnya saja. Jadi, tidak perlu sampai menghilangkan tubuhnya juga, membuatku berpikir kalau pemain dipaksa untuk pindah ke tempat lain. Dan, CD Greed island sebenarnya hanya hiasan, itu hanyalah trik untuk memindahkan pemain ke Pulau ini saat ia menggunakan Hatsu. Kita ada di Dunia nyata ... Jika peta ini benar, ukuran pulau ini kira-kira sebesar Republik Kotoritanana"

Catatan, Republik Kotoritanana hampir seluas Hokaido.

"Pembuat game ini pasti lebih dari satu orang" Jelas Shalnark.

"Oh, kalau begitu, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Mulai dari sekarang, pertunjukan akan dimulai. Apa kalian masih ingat dengan informasi yang ku dapat secara paksa dari pemain lainnya mengenai hadiah dari menyelesaikan game ini?"

"Yang mana?"
"Kau lupa ya? Hmm, itu ..." Kurotopi menjelaskan, "Saat kau berhasil menyelesaikan game ini, kau boleh mengambil tiga kartu yang ada disini untuk dibawa ke Dunia nyata, dan kau bisa menggunakannya disana"

"Dengan kata lain, kita bisa menggunakan bahkan kartu sihir di luar game. Dan jika game ini benar-benar di suatu tempat di Dunia kita, kita tak perlu menghabiskan waktu untuk menyelesaikannya" Shalnark mengeluarkan sebuah kartu :

Nama : Toraemon
Ranking : A-15
Nomor : 22
Keterangan : Seekor kucing yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan berbagai benda di kantungnya. Tidak jarang juga kalau bisa menemukan benda berharga di dalam kantungnya.

"Dengan ini, kita bisa membawa semua yang kita inginkan ke dunia kita, bukan cuma tiga"

"Begitu ya ..."
"Patut dicoba" Ucap Shizuku dan Kurotopi.

"Dari seratus benda yang ada, kita hanya tahu sedikit. Aku sangat tertarik untuk mendapatkan semuanya. Aku penasaran dengan benda langka dan benda-benda berguna lainnya. Untuk saat ini, yang menjadi prioritas utama kita adalah mendapatkan kartu God Eye, baru selanjutnya mencari Phinks dan Feitan untuk bekerja sama"

Di sisi Feitan dan Phinks, mereka baru saja merampok kartu dan menghabisi pemiliknya ...

"Hah, peta yang dimiliki orang ini hanya peta yang murahan"
"Tapi dia punya banyak kartu sihir Collision, cukup berguna ...
Kita bisa menggunakannya sendiri"

"Lebih baik kita jalan dan kembali ke Masadora dalam satu minggu" Ucap Phinks.
"Ok" Ternyata pemain yang mereka habis tak lain adalah pemain yang memasang efek sihir pada Killua.

"Ayo kita bertanding, siapa yang bisa membunuh pemain lebih banyak" Tantang Phinks.
"Boleh juga. Tapi, jangan lupa untuk mengambil kartunya sebelum membunuh mereka"

0 Response to "Cerita Teks Hunter x Hunter Chapter 134"

Posting Komentar

Entri Populer