“KALAHKAN x DAN x LOLOS”
Sembilan peserta: Gon, Killua, Kurapika, Leorio, Pokkle, Bodoro, Gittarackur, Hanzo, dan Hisoka menuju ke tahap akhir setelah melewati tahap ke 4. Setelah terbang dengan balon udara selama berjam jam para peserta dan semua penguji hunter mendarat di sebuah hotel yg luas dan megah. Mereka semua langsung menuju ke halaman depan Hotel.
“Baik, tuan tuan. Apakah anda mendapatkan banyak istirahat? Hotel ini dimiliki oleh Komite Seleksi Ujian Hunter. Tempat ini seluruhnya milikmu. Sampai kami mendapatkan keputusan untuk babak akhir.” Ucap Netero dan didepannya berdiri 9 peserta dan disampingnya berdiri para penguji hunter.
Lalu sebuah papan pengumuman dikeluarkan.
“Ujian tahap akhir, kita akan mengadakan turnamen satu lawan satu.” Ucap Netero sambil menunjukkan urutan pertarungan para peserta.
semua peserta langsung terkejut saat melihat urutan pertarungan dengan menggunakan diagram.
“Jadi yg tersisa hanya yg terakhir berdiri?” tanya Leorio.
“Salah. Jika menang kau tersingkir.” Sela Netero.
“menang?” ucap Gon bingung.
“Lalu, diturnamen ini…” ucap Leorio juga bingung.
“Pemenang dikeluaran dari kompetisi. Sementara yg kalah terus melanjutkan kompetisinya. Dengan kata lain, orang yg ada diatas diagram tidak akan lulus. Apakah semuanya mengerti sekarang?” jelas Netero.
“Jadi kau mengatakan bahwa hanya satu orang yg akan gagal.” Ucap Hanzo.
“Tepat.” Sela Netero.
semua peserta memperhatikan dengan serius.
“Dan, inilah susunannya.” Ucap Netero sambil membuka urutan nama peserta dipapan pengumuman.
1. Hanzo (294)
2. Gon (405)
3. Pokkle (53)
4. Killua (99)
5. Gittarackur (301)
1. Bodoro (191)
2. Kurapika (404)
3. Hisoka (44)
4. Leorio (403)
{[(Hanzo vs Gon) vs Pokkle] vs Killua} vs Gittarackur.
[Bodoro vs (Kurapika vs Hisoka) ] vs Leorio.
“Mengesankan, kan? Setelah semua. Setiap orang memiliki setidaknya dua peluang untuk menang.” Ucap Netero.
“Tapi beberapa orang. Seperti #294(Hanzo) dan #405(Gon), mendapatkan 5 peluang.” Ucap Pokkle.
“Kenapa kau tidak membuat susunan yg seimbang?” tanya Bodoro.
“Hmmm. Sebuah pertanyaan yg harus ada dibenak setiap orang. Susunan ini dikumpulkan berdasarkan penampilan anda yaitu dari keseluruhan tahap ujian. Mereka yg lebih baik, mendapat lebih banyak kesempatan.” Jawab Netero.
“Itu tidak terdengar benar. Dapatkah kamu menjelaskan bagimana kamu menilai penampilan kami?” tanya Killua dengan santai.
“TIDAAAAAK…!!” teriak Netero, hingga Killua kaget.
“kenapa tidak?” tanya Killua lagi.
“Hehehe. Skor anda itu adalah informasi yg sudah diklasifikasikan. Jadi saya tidak bisa memberitahu semuanya. Tapi aku bisa menjelaskan metode kami. Pertama, kita mempertimbangkan 3 kriteria utama: kekuatan fisik, kekuatan mental, dan kesan keseluruhan. Untuk kekuatan fisik, kita menggunakan agregat dari kelincahan, fleksibilitas, daya tahan, dan persepsi. Untuk kekuatan mental, kita menggunakan agregat dari ketahanan, kemampuan adaptasi, penilaian, dan kreativitas. Namun, informasi ini hanya digunakan sebagai point referensi. Setelah semuanya, anda cukup kuat untuk maju ke tahap final. Namun, kami sangat prihatin dengan kesan anda secara keseluruhan. Ini mengacu pada faktor faktor yg tak berwujud sebelumnya tidak disebutkan. Hohoho….!!! Anda dapat mempertimbangkan ini evaluasi potensi anda sebagai hunter. Dan kami juga termasuk pendapat dari rekan rekan anda. Itulah proses kami.” Jawab Netero dan semua peserta terdiam mendengarkan.
Dalam pikiran Killua “Berdasarkan kinerja, seharusnya aku berada diperingkat yg lebih tinggi…Apakah aku kurang potensial daripada Gon?”
“Aturan pertempuran cukup sederhana.senjata diperbolehkan. Kecurangan tidak boleh. Jika lawan mengakui kekalahan, anda menang. TAPI…!!! Jika anda membunuh lawan. Anda akan langsung didiskualifikasi. Semua peserta yg tersisa akan lolos dan ujian akan berakhir. Apakah jelas?” ucap Netero.
semua peserta terdiam sambil berpikir, lalu suara speaker pengumuman berbunyi “Jadi, kita akan mulai tahap akhir ujian ini.”
Gon bersiap memulai pertarungannya dengan Hanzo.
“Pertandingan pertama adalah Hanzo vs Gon. Maju.” pinta wasit pertandingan.
Gon dan Hanzo langsung berjalan menuju arena pertarungan. Gon dan Hanzo saling tatap mata saat di tengah arena pertarungan.
“Saya akan menjadi wasit. Nama saya Masta. Semoga sukses.” Ucap wasit Masta.
“yo, senang bertemu kamu lagi.” Ucap Hanzo.
“Eh.” Ucap wasit Masta terkejut.
“Kau menguntitku selama tahap keempat.” Ucap Hanzo.
“Kau sadar?” tanya wasit Masta sedikit terkejut.
“Ya iya lah…Aku menduga bahwa masing masing peserta diawasi pada tahap keempat. Yah, aku yakin semua orang lain sadar.” Ucap Hanzo.
Dalam pikiran Gon “Aku tidak tahu.”
Dalam pikiran Killua “Saya jelas kelihatan.”
“Kayaknya aku tidak melihat ada orang yg mengawasi kita saat ujian tahap keempat.” Ucap Kurapika.
“Y Ya…” ucap Leorio terbata bata.
Dalam pikiran Leorio “Bagaimana aku bisa sadar?”
*kembali ke area pertarungan.
“Aku harus terima kasih. Pangkat saya lebih tinggi karena laporan anda pada saya itu akurat. Meskipun hasilnya tidak pernah ragu ragu!” ucap Hanzo dengan sombong.
“Y Ya…” ucap wasit Masta.
“Kalau begitu, saya punya pertanyaan untuk anda.” Ucap Hanzo sambil menunjuk ke arah wasit Masta.
“Apa itu?”tanya wasit Masta.
“Kami hanya menang jika lawan kita menyerah, benar? Ini tidak dihitung jika kita membuat mereka tidak sadar. Tidak, TKO diperbolehkan.” Ucap Hanzo.
“Ya, itu benar.” Jawab wasit Masta.
Dalam pikiran Hanzo “O gitu. Yg satu ini bisa jadi sulit…”
Dalam pikiran Gon “Dia tampak hebat, pasti akan memang, bahkan dalam hal kekuatan dan kecepatan. Aku bisa menggunakan kecepatanku untuk terus bergerak sampai aku melihat kesempatan.”
“Sekarang, saatnya untuk memulai.” Ucap wasit Masta sambil berjalan mundur dari arena.
Gon dan Hanzo membuat kuda kuda dan bersiap menyerang. Leorio yg mengamati mereka jadi sedikit gugup.
Dalam pikian Leorio “Kalahkan dia, Gon!”
Dalam pikiran Kurapika “Seberapa baik yg bisa dia lakukan terhadap Hanzo?”
*kembali ke arena.
“Mulai!” teriak wasit Masta memberikan aba aba.
WUSSSSSHHHHH……. Gon langsung melesat dengan cepat menjauhi Hanzo.
Dalam pikiran Gon “Taruh jarak antara kita…”
Tapi tiba tiba Hanzo muncul dihadapan Gon tanpa disadari Gon. Gon terkejut dengan Hanzo yg bisa menandingi kecapatannya.
“Kau harus yakin di kakimu. Kau mendapatkan kehormatan dariku.” Ucap Hanzo dan langsung memukul leher Gon dengan keras. PLLLAAAAAAKKKK. Gon langsung terjatuh ke lantai dengan keras.. BRRAAAAKKKK..
“Kau sudah melakukan yg terbaik bocah.” Ucap Hanzo.
Kurapika dan Leorio terkejut melihatnya.
Dalam pikiran Killua “Cih, sial. Aku bisa dengan mudah menghindar dari pukulan itu.”
Gon tergeletak dan tak bisa bergerak. Pandangan matanya kabur dan berkunang kunang. Dia hanya bisa merintih kesakitan.
“Nah, ini sudah akan berakhir, jika itu adalah pertarungan yg normal..” ucap Hanzo berdiri disamping Gon yg tergeletak.
“Sini bangun.” Ucap Hanzo sambil mengobati tulang punggung Gon.
Gon hanya terdiam sambil merintih kesakitan.
“Anda harus merasa sakit. Aku memukulmu cukup keras untuk membuat otak otakmu bergeser. Apakah kau mengerti? Kau tidak memiliki kesempatan terhadapku. Lebih baik sekarang menyerah saja…” ucap Hanzo dan selesai mengobati Gon.
“Ti ti tidak…” ucap Gon terbata bata sambil menahan sakit.
“Pikirkan tentang hal ini. Jika anda menyerah sekarang, anda masih akan dalam kondisi layak untuk pertarungan berikutnya. Tidak ada alasan untuk menjadi seorang yg keras kepala. Cuma menyerah saja.” Ucap Hanzo yg berada dibelakang Gon.
Keringat bercucuran dari wajah Gon.
“Itu tidak akan terjadi!” teriak Gon dan langsung mendapatkan pukulan dari Hanzo dengan keras. BRAAAKKKK….
Gon tergeletak sambil memegangi perutnya. Dan Hanzo berdiri di depannya.
“Menyerah.” Ucap Hanzo.
Dengan menahan sakit diperutnya, Gon beranjak berdiri. Belum sempat berdiri, Hanzo langsung memukul perut Gon dengan keras. BRRAAAAKK…. Gon kembali terjatuh ke lantai sambil memegangi perutnya dan merintih kesakian.
Melihat Gon dihajar habis habisan, Leorio mulai marah dan panik.
“Gon! Jangan bodoh! Kau masih memiliki kesempatan lain! Kamu harus…” teriak Leorio terhenti.
“Leorio! Jika kau berada di posisi Gon. Apakah kau akan menyerah?” sela Kurapika.
“Tentu saja tidak!” jawab Leorio.
“orang itu pikir dia bisa menakuti…” ucap Leorio sambil melihat Hanzo.
“Gon merasakan hal yg sama!” sela Kurapika.
“Aku tahu! Aku tahu itu…Tapi tidak ada pilihan lain!” ucap Leorio marah.
“Kau bertentangan sendiri. Tapi aku mengerti bagaimana perasaanmu!” ucap Kurapika.
*kembali ke arena.
Gon terus dipukul dan ditendang Hanzo. Tapi Gon masih belum menyerah.
Dalam pikiran Kurapika “Selesaikan pertarunganmu, Gon! Itu namanya bunuh diri!”
Walau menerima pukulan dan tendangan dari Hanzo, tapi Gon masih merangkak berdiri dan belum menyerah.
“Jujur, ketua sangat jahat dalam penempatan kelas seperti ini.” Ucap Menchi sambil menyaksikan pertarungan Gon.
“Apa maksudmu?” tanya Buhara yg berdiri disamping Menchi.
“Para peserta yg lolos sampai sejauh ini, tidak mungkin untuk hanya akan menyerah.” Ucap Menchi.
“Benar.” Tanggap Buhara.
*kembali ke arena.
Ketika Gon akan berdiri, Hanzo langsung memberikan pukulan kepada Gon. Hanzo tidak memberi kesempatan Gon untuk berdiri.
“Ini melewati perjuangan yg agak aneh. Sistem ini hanya kegilaan. Anak itu dalam bahaya.” Ucap Menchi.
Netero hanya terdiam sambil mengamati pertarungan Gon vs Hanzo.
Hanzo tidak memberi kesempatan kepada Gon untuk berdiri, yg diinginkan Hanzo hanya agar Gon bisa menyerah. Tapi walau dihajar habis habisan, Gon tidak ingin menyerah begitu saja.
“Baik, tuan tuan. Apakah anda mendapatkan banyak istirahat? Hotel ini dimiliki oleh Komite Seleksi Ujian Hunter. Tempat ini seluruhnya milikmu. Sampai kami mendapatkan keputusan untuk babak akhir.” Ucap Netero dan didepannya berdiri 9 peserta dan disampingnya berdiri para penguji hunter.
Lalu sebuah papan pengumuman dikeluarkan.
“Ujian tahap akhir, kita akan mengadakan turnamen satu lawan satu.” Ucap Netero sambil menunjukkan urutan pertarungan para peserta.
semua peserta langsung terkejut saat melihat urutan pertarungan dengan menggunakan diagram.
“Jadi yg tersisa hanya yg terakhir berdiri?” tanya Leorio.
“Salah. Jika menang kau tersingkir.” Sela Netero.
“menang?” ucap Gon bingung.
“Lalu, diturnamen ini…” ucap Leorio juga bingung.
“Pemenang dikeluaran dari kompetisi. Sementara yg kalah terus melanjutkan kompetisinya. Dengan kata lain, orang yg ada diatas diagram tidak akan lulus. Apakah semuanya mengerti sekarang?” jelas Netero.
“Jadi kau mengatakan bahwa hanya satu orang yg akan gagal.” Ucap Hanzo.
“Tepat.” Sela Netero.
semua peserta memperhatikan dengan serius.
“Dan, inilah susunannya.” Ucap Netero sambil membuka urutan nama peserta dipapan pengumuman.
1. Hanzo (294)
2. Gon (405)
3. Pokkle (53)
4. Killua (99)
5. Gittarackur (301)
1. Bodoro (191)
2. Kurapika (404)
3. Hisoka (44)
4. Leorio (403)
{[(Hanzo vs Gon) vs Pokkle] vs Killua} vs Gittarackur.
[Bodoro vs (Kurapika vs Hisoka) ] vs Leorio.
“Mengesankan, kan? Setelah semua. Setiap orang memiliki setidaknya dua peluang untuk menang.” Ucap Netero.
“Tapi beberapa orang. Seperti #294(Hanzo) dan #405(Gon), mendapatkan 5 peluang.” Ucap Pokkle.
“Kenapa kau tidak membuat susunan yg seimbang?” tanya Bodoro.
“Hmmm. Sebuah pertanyaan yg harus ada dibenak setiap orang. Susunan ini dikumpulkan berdasarkan penampilan anda yaitu dari keseluruhan tahap ujian. Mereka yg lebih baik, mendapat lebih banyak kesempatan.” Jawab Netero.
“Itu tidak terdengar benar. Dapatkah kamu menjelaskan bagimana kamu menilai penampilan kami?” tanya Killua dengan santai.
“TIDAAAAAK…!!” teriak Netero, hingga Killua kaget.
“kenapa tidak?” tanya Killua lagi.
“Hehehe. Skor anda itu adalah informasi yg sudah diklasifikasikan. Jadi saya tidak bisa memberitahu semuanya. Tapi aku bisa menjelaskan metode kami. Pertama, kita mempertimbangkan 3 kriteria utama: kekuatan fisik, kekuatan mental, dan kesan keseluruhan. Untuk kekuatan fisik, kita menggunakan agregat dari kelincahan, fleksibilitas, daya tahan, dan persepsi. Untuk kekuatan mental, kita menggunakan agregat dari ketahanan, kemampuan adaptasi, penilaian, dan kreativitas. Namun, informasi ini hanya digunakan sebagai point referensi. Setelah semuanya, anda cukup kuat untuk maju ke tahap final. Namun, kami sangat prihatin dengan kesan anda secara keseluruhan. Ini mengacu pada faktor faktor yg tak berwujud sebelumnya tidak disebutkan. Hohoho….!!! Anda dapat mempertimbangkan ini evaluasi potensi anda sebagai hunter. Dan kami juga termasuk pendapat dari rekan rekan anda. Itulah proses kami.” Jawab Netero dan semua peserta terdiam mendengarkan.
Dalam pikiran Killua “Berdasarkan kinerja, seharusnya aku berada diperingkat yg lebih tinggi…Apakah aku kurang potensial daripada Gon?”
“Aturan pertempuran cukup sederhana.senjata diperbolehkan. Kecurangan tidak boleh. Jika lawan mengakui kekalahan, anda menang. TAPI…!!! Jika anda membunuh lawan. Anda akan langsung didiskualifikasi. Semua peserta yg tersisa akan lolos dan ujian akan berakhir. Apakah jelas?” ucap Netero.
semua peserta terdiam sambil berpikir, lalu suara speaker pengumuman berbunyi “Jadi, kita akan mulai tahap akhir ujian ini.”
Gon bersiap memulai pertarungannya dengan Hanzo.
“Pertandingan pertama adalah Hanzo vs Gon. Maju.” pinta wasit pertandingan.
Gon dan Hanzo langsung berjalan menuju arena pertarungan. Gon dan Hanzo saling tatap mata saat di tengah arena pertarungan.
“Saya akan menjadi wasit. Nama saya Masta. Semoga sukses.” Ucap wasit Masta.
“yo, senang bertemu kamu lagi.” Ucap Hanzo.
“Eh.” Ucap wasit Masta terkejut.
“Kau menguntitku selama tahap keempat.” Ucap Hanzo.
“Kau sadar?” tanya wasit Masta sedikit terkejut.
“Ya iya lah…Aku menduga bahwa masing masing peserta diawasi pada tahap keempat. Yah, aku yakin semua orang lain sadar.” Ucap Hanzo.
Dalam pikiran Gon “Aku tidak tahu.”
Dalam pikiran Killua “Saya jelas kelihatan.”
“Kayaknya aku tidak melihat ada orang yg mengawasi kita saat ujian tahap keempat.” Ucap Kurapika.
“Y Ya…” ucap Leorio terbata bata.
Dalam pikiran Leorio “Bagaimana aku bisa sadar?”
*kembali ke area pertarungan.
“Aku harus terima kasih. Pangkat saya lebih tinggi karena laporan anda pada saya itu akurat. Meskipun hasilnya tidak pernah ragu ragu!” ucap Hanzo dengan sombong.
“Y Ya…” ucap wasit Masta.
“Kalau begitu, saya punya pertanyaan untuk anda.” Ucap Hanzo sambil menunjuk ke arah wasit Masta.
“Apa itu?”tanya wasit Masta.
“Kami hanya menang jika lawan kita menyerah, benar? Ini tidak dihitung jika kita membuat mereka tidak sadar. Tidak, TKO diperbolehkan.” Ucap Hanzo.
“Ya, itu benar.” Jawab wasit Masta.
Dalam pikiran Hanzo “O gitu. Yg satu ini bisa jadi sulit…”
Dalam pikiran Gon “Dia tampak hebat, pasti akan memang, bahkan dalam hal kekuatan dan kecepatan. Aku bisa menggunakan kecepatanku untuk terus bergerak sampai aku melihat kesempatan.”
“Sekarang, saatnya untuk memulai.” Ucap wasit Masta sambil berjalan mundur dari arena.
Gon dan Hanzo membuat kuda kuda dan bersiap menyerang. Leorio yg mengamati mereka jadi sedikit gugup.
Dalam pikian Leorio “Kalahkan dia, Gon!”
Dalam pikiran Kurapika “Seberapa baik yg bisa dia lakukan terhadap Hanzo?”
*kembali ke arena.
“Mulai!” teriak wasit Masta memberikan aba aba.
WUSSSSSHHHHH……. Gon langsung melesat dengan cepat menjauhi Hanzo.
Dalam pikiran Gon “Taruh jarak antara kita…”
Tapi tiba tiba Hanzo muncul dihadapan Gon tanpa disadari Gon. Gon terkejut dengan Hanzo yg bisa menandingi kecapatannya.
“Kau harus yakin di kakimu. Kau mendapatkan kehormatan dariku.” Ucap Hanzo dan langsung memukul leher Gon dengan keras. PLLLAAAAAAKKKK. Gon langsung terjatuh ke lantai dengan keras.. BRRAAAAKKKK..
“Kau sudah melakukan yg terbaik bocah.” Ucap Hanzo.
Kurapika dan Leorio terkejut melihatnya.
Dalam pikiran Killua “Cih, sial. Aku bisa dengan mudah menghindar dari pukulan itu.”
Gon tergeletak dan tak bisa bergerak. Pandangan matanya kabur dan berkunang kunang. Dia hanya bisa merintih kesakitan.
“Nah, ini sudah akan berakhir, jika itu adalah pertarungan yg normal..” ucap Hanzo berdiri disamping Gon yg tergeletak.
“Sini bangun.” Ucap Hanzo sambil mengobati tulang punggung Gon.
Gon hanya terdiam sambil merintih kesakitan.
“Anda harus merasa sakit. Aku memukulmu cukup keras untuk membuat otak otakmu bergeser. Apakah kau mengerti? Kau tidak memiliki kesempatan terhadapku. Lebih baik sekarang menyerah saja…” ucap Hanzo dan selesai mengobati Gon.
“Ti ti tidak…” ucap Gon terbata bata sambil menahan sakit.
“Pikirkan tentang hal ini. Jika anda menyerah sekarang, anda masih akan dalam kondisi layak untuk pertarungan berikutnya. Tidak ada alasan untuk menjadi seorang yg keras kepala. Cuma menyerah saja.” Ucap Hanzo yg berada dibelakang Gon.
Keringat bercucuran dari wajah Gon.
“Itu tidak akan terjadi!” teriak Gon dan langsung mendapatkan pukulan dari Hanzo dengan keras. BRAAAKKKK….
Gon tergeletak sambil memegangi perutnya. Dan Hanzo berdiri di depannya.
“Menyerah.” Ucap Hanzo.
Dengan menahan sakit diperutnya, Gon beranjak berdiri. Belum sempat berdiri, Hanzo langsung memukul perut Gon dengan keras. BRRAAAAKK…. Gon kembali terjatuh ke lantai sambil memegangi perutnya dan merintih kesakian.
Melihat Gon dihajar habis habisan, Leorio mulai marah dan panik.
“Gon! Jangan bodoh! Kau masih memiliki kesempatan lain! Kamu harus…” teriak Leorio terhenti.
“Leorio! Jika kau berada di posisi Gon. Apakah kau akan menyerah?” sela Kurapika.
“Tentu saja tidak!” jawab Leorio.
“orang itu pikir dia bisa menakuti…” ucap Leorio sambil melihat Hanzo.
“Gon merasakan hal yg sama!” sela Kurapika.
“Aku tahu! Aku tahu itu…Tapi tidak ada pilihan lain!” ucap Leorio marah.
“Kau bertentangan sendiri. Tapi aku mengerti bagaimana perasaanmu!” ucap Kurapika.
*kembali ke arena.
Gon terus dipukul dan ditendang Hanzo. Tapi Gon masih belum menyerah.
Dalam pikiran Kurapika “Selesaikan pertarunganmu, Gon! Itu namanya bunuh diri!”
Walau menerima pukulan dan tendangan dari Hanzo, tapi Gon masih merangkak berdiri dan belum menyerah.
“Jujur, ketua sangat jahat dalam penempatan kelas seperti ini.” Ucap Menchi sambil menyaksikan pertarungan Gon.
“Apa maksudmu?” tanya Buhara yg berdiri disamping Menchi.
“Para peserta yg lolos sampai sejauh ini, tidak mungkin untuk hanya akan menyerah.” Ucap Menchi.
“Benar.” Tanggap Buhara.
*kembali ke arena.
Ketika Gon akan berdiri, Hanzo langsung memberikan pukulan kepada Gon. Hanzo tidak memberi kesempatan Gon untuk berdiri.
“Ini melewati perjuangan yg agak aneh. Sistem ini hanya kegilaan. Anak itu dalam bahaya.” Ucap Menchi.
Netero hanya terdiam sambil mengamati pertarungan Gon vs Hanzo.
Hanzo tidak memberi kesempatan kepada Gon untuk berdiri, yg diinginkan Hanzo hanya agar Gon bisa menyerah. Tapi walau dihajar habis habisan, Gon tidak ingin menyerah begitu saja.
__________________________________________________________________________________
CHAPTER 32
“TIDAK MENANG x DAN x TIDAK KALAH”
“TIDAK MENANG x DAN x TIDAK KALAH”
Gon terus dihajar Hanzo, Leorio dan Kurapika terlihat sangat marah. Darah berceceran di arena pertempuran. Gon tergeletak tak bergerak.
“sudah 3 jam.” Ucap Pokkle sambil melihat jam tangannya.
“Tidak ada yg tersisa baginya untuk dimuntahkan.” Ucap Bodoro.
“Bangun.” Ucap Hanzo sambil menendang tubuh Gon.
“Cukup sudah…Aku akan membunuhmu! Aku akan melawan kamu di tempatnya!” Teriak Leorio marah dengan Hanzo.
“Jika kamu tidak bisa menerimanya, pergi sana. Itu hanya akan memperburuk keadaan.” Tanggap Hanzo.
“Apa itu?!” teriak Leorio.
2 orang wasit kemudian menghalangi Leorio untuk masuk arena.
“Tidak ada yg dapat mengganggu dalam pertandingan satu lawan satu. Dan jika anda turun tangan, Gon akan menjadi orang yg didiskualifikasi.” Ucap wasit Masta.
“Baiklah..” ucap Leorio sedikit tenang.
Mendengar teriakan Leorio, Gon berdiri dan bangkit.
“Leorio. Ini…Bukan masalah..Aku masih bisa melawan…” ucap Gon terbata bata sambil menahan sakit.
Hanzo langsung menendang kaki Gon. Gon langsung terjatuh lagi. Kemudian Hanzo memegang tangan Gon.
“Aku akan mematahkan lenganmu. Aku tidak bercanda. Jadi menyerahlah. Menyerah?” ucap Hanzo.
Gon terdiam dan ketakutan, keringat mulai bercucuran dari wajah Gon. Leorio dan Kurapika pun semakin marah.
“Bodoh!” teriak Gon.
KRAAKKKK…….. Hanzo langsung mematahkan lengan kiri Gon.
Gon membungkuk dilantai sambil menahan lengannya yg patah.
“Dia benar benar mematahkan lengannya.” Ucap Pokkle.
“Itulah, kau tidak dapat menggunakan tangan kiri itu lagi.” Ucap Hanzo berdiri didepan Gon.
Leorio dan Kurapika yg melihatnya langsung terlihat sangat marah. Leorio sudah tidak bisa menahan emosinya.
“Kurapika, jangan mencoba untuk menghentikanku. Jika bajingan yg melakukan hal lain pada Gon… maaf Gon, tapi aku tidak bisa menahan diri. Aku! Akan menghentikannya!” ucap Leorio sangat marah.
Kurapika yg melihatnya juga sangat marah sehingga matanya perlahan berubah merah.
“Jangan khawatir. Tidak ada kesempatan untuk itu terjadi.” Ucap Kurapika marah.
Gon masih merintih kesakitan sambil memegang lengan kirinya.
“Saya yakin kau terlalu sakit setelah banyak melihatnya. Tetapi dengarkan aku. Saya keluar dari shinobi dari clan yg rahasia.” Ucap Hanzo.
hanzo kemudian berdiri menggunakan satu tangannya dengan posisi kepala berada di bawah dan kaki diatas.
“Dari hari aku dilahirkan, aku dipaksa untuk bertahan dari latihan yg keras, untuk menguasai seni Ninpo. Selama 18 tahun. Aku telah melatih tubuhku dan teknik, tanpa istirahat. Saat aku seusiamu, aku sudah membunuh seorang pria.” Ucap Hanzo.
Dalam pikiran Killua “Heh, itu tidak ada gunanya.”
“Pada saat ini, kau tidak bisa mengalahkanku dalam pertempuran. Aku berusaha bersikap baik. Jadi kalau begi…” ucap Hanzo terhenti saat Gon menendang kepalanya yg berada dibawah dengan keras.
BRAAAAKKKK….. mengetahui Hanzo lengah, Gon langsung menendang kepala Hanzo dengan keras sampai terlempar cukup jauh.
“Ow… Sialan! Kepalaku sedikit enakan, setelah semua siksaan yg kau berikan.” Ucap Gon sambil memegangi lengannya.
Leorio dan Kurapika menjadi sedikit tenang. Mata Kurapika kembali normal.
“Ya! Ayo maju, Gon! Tendang dia ketika dia lengah!” teriak Leorio.
Hanzo tergeletak tak bergerak. Melihat Hanzo tergeletak, Gon langsung berdiri sambil memegangi lengannya.
“Jika kamu 18 tahun, kamu hanya 6 tahun lebih tua dari aku. Selain itu, ini bukan pertempuran untuk melihat siapa yg lebih kuat. Ini untuk melihat siapa yg bersedia untuk menyerah pertama.” Ucap Gon.
Hanzo segera melompat dan berdiri, dengan hidung yg berdarah.
“Aku sengaja membiarkan kamu menendangku.” Ucap Hanzo.
“Bohong!” sela Leorio sambil menunjuk ke arah Hanzo.
“Kau tidak mengerti…Ini bukan peringatan. Ini ultimatum. Apakah itu terlalu sulit bagimu untuk mengerti? Kalau begitu aku akan membuat lebih mudah untukmu. Aku akan memotong kaki anda, sehingga mereka tidak dapat sambung kembali. Cidera permanen pasti akan membantu untuk sadar. Tapi pertama, aku akan meminta sekali lagi. Menyerah?” ucap Hanzo sambil mengambil pedang dari lengannya.
“Aku tidak menerimanya!” ucap Gon dengan polos.
Dan seluruh ruangan langsung hening.
“Aku tidak ingin kakiku dipotong. Tapi aku tidak ingin menyerah. Jadi mari kita cari cara yg berbeda untuk bertanding!” ucap Gon dengan wajah polos.
“Hei…Apakah kau memahami situasi ini?” teriak Hanzo marah.
Semua orang tertawa mendengar pernyataan Gon.
“Sialan…” ucap Bodoro sambil tertawa.
“Kau tidak bisa menuntut! Apakah kau mencoba untuk menghina saya? Aku serius akan memotong kakimu!” teriak Hanzo kesal.
“Tapi aku tetap tidak akan menyerah. Selain itu, jika kau melakukan itu, aku akan mati kehabisan darah. Dia akan didiskualifikasi jika itu terjadi, kan?” tanya Gon pada wasit Masta.
“Oh, ya.” Tanggap wasit Masta.
“Noh? Kita berdua tidak ingin itu terjadi. Jadi mari kita memikirkan cara yg lebih baik.” Ucap Gon.
“Aku pikir dia sudah sembuh. Gon yg mengontrol, dia begitu egois…” ucap Leorio.
“Tapi dia berhasil meyakinkan Hanzo dan kita semua.” Ucap Kurapika.
“Ya…ampun.” Sela Killua.
Dalam pikiran Killua “Apa ini? Situasi belum berubah. Gon tidak lebih kuat dari lawannya. Lengannya masih patah! Jadi mengapa suasana aneh dari sebelumnya tiba tiba jadi jauh lebih ringan?”
Hanzo semakin kesal, dia langsung berlari ke arah Gon dan menempelkan pedangnya didahi Gon. Dahi Gon mengeluarkan darah tapi Gon hanya terdiam dengan tatapan mata tajam.
“Kau benar benar tidak mengerti…Jika kau meninggal, kau tidak akan mendapatkan kesempatan lain. Jika aku membunuhmu disini, aku hanya perlu mencoba lagi tahun depan. Kita tidak berada pada situasi yg sama!” ucap Hanzo.
Dalam pikiran Killua “Dia benar Gon, kau tidak bisa berbicara seenak maumu. Tapi, dia jauh lebih kuat darimu. Itu bukan sesuatu yg dapat menetralkan suasana. Ini semua berakhir pada kekuatan.”
Gon hanya terdiam dengan tatapan mata tajam.
“Mengapa kau tidak mau mengakui? Ini mudah dilakukan. Kau dapat mencoba lagi tahun depan. Kau menghargai harga dirimu lebih banyak dari pada nyawamu sendiri? Kau benar benar bersedia mati untuk harga dirimu?” ucap Hanzo dan masih menempelkan pedangnya pada dahi Gon.
“Aku akan menemukan ayahku.” Jawab Gon.
“Ayahmu?” tanya Hanzo.
“Ayahku adalah seorang hunter. Jadi aku akan menjadi hunter dan menemukannya! Saya percaya bahwa saya akan menemukan dia suatu hari…Tapi aku punya perasaan bahwa jika aku menyerah sekarang, aku tidak akan pernah menemukannya! Tak akan menyerah” jawab Gon.
“Jika kamu tidak menyerah, kau akan mati…” ucap Hanzo.
Dalam pikiran Hanzo “Dia menentang dengan alasan.”
Hanzo langsung menarik pedangnya dan berjalan menjauhi Gon.
“Aku menyerah. Kau menang. Aku tidak bisa membunuhmu. Tapi aku tidak bisa memikirkan cara untuk membuat kamu menyerah. Aku akan mengambil kekalahan ini dan mengambil kesempatan dalam kompetisi berikutnya!” ucap Hanzo.
“Saya tidak bisa menerimanya. Itu tidak adil! Kita berdua harus memikirkan cara untuk menyelesaikan pertarungan ini.” Ucap Gon sambil menunjuk ke arah Hanzo.
“Heh, aku tahu kau akan mengatakan itu. Kamu bodoh! Tak ada gunanya, karena anda tidak akan pernah menyerah!” teriak Hanzo kesal.
“Tapi aku tidak ingin menang seperti ini!” teriak Gon.
“Apa yg harus aku lakukan?” tanya Hanzo sambil teriak.
“Kita bisa bekerja sama untuk mencari tahu!” teriak Gon.
“Dengan kata lain, aku sudah menyerah pada pertandingan ini. Tetapi, kamu ingin aku mencoba untuk menang lagi. Sambil membantu untuk menciptakan cara untuk membuatmu merasa baik tentang kemenanganmu! Apakah itu benar?” ucap Hanzo.
“He-eh.” Sahut Gon dan langsung mendapatkan pukulan dari Hanzo dengan keras.
“DASAR BODOH!!!” teriak Hanzo sambil memukul Gon.
Tubuh Gon terpental ke belakang dan langsung pingsan.
“Wasit. Aku yg kalah, biar lanjut saja pertandingannya.” Pinta Hanzo.
“Mengerti.” Tanggap wasit Masta.
“Tapi aku ingin memberitahu sesuatu pada kompetisi pertama. Ketika dia bangun, dia mungkin akan menolak penilaian akhirnya. Karena dia anak yg keras kepala. Seperti yg kita lihat. Hanya satu orang akan gagal di babak ini, kan? Jika Gon gagal, tidak akan yg membuat perkelahian kami sia sia?” ucap Hanzo.
setelah Gon pingsan, dia langsung dibawa ke ruang perawatan.
Kemenangan Gon telah diyakinkan, setelah pernyataan Hanzo. Tahap akhir, untuk menentukan kekalahan seorang peserta, baru saja dimulai.
“sudah 3 jam.” Ucap Pokkle sambil melihat jam tangannya.
“Tidak ada yg tersisa baginya untuk dimuntahkan.” Ucap Bodoro.
“Bangun.” Ucap Hanzo sambil menendang tubuh Gon.
“Cukup sudah…Aku akan membunuhmu! Aku akan melawan kamu di tempatnya!” Teriak Leorio marah dengan Hanzo.
“Jika kamu tidak bisa menerimanya, pergi sana. Itu hanya akan memperburuk keadaan.” Tanggap Hanzo.
“Apa itu?!” teriak Leorio.
2 orang wasit kemudian menghalangi Leorio untuk masuk arena.
“Tidak ada yg dapat mengganggu dalam pertandingan satu lawan satu. Dan jika anda turun tangan, Gon akan menjadi orang yg didiskualifikasi.” Ucap wasit Masta.
“Baiklah..” ucap Leorio sedikit tenang.
Mendengar teriakan Leorio, Gon berdiri dan bangkit.
“Leorio. Ini…Bukan masalah..Aku masih bisa melawan…” ucap Gon terbata bata sambil menahan sakit.
Hanzo langsung menendang kaki Gon. Gon langsung terjatuh lagi. Kemudian Hanzo memegang tangan Gon.
“Aku akan mematahkan lenganmu. Aku tidak bercanda. Jadi menyerahlah. Menyerah?” ucap Hanzo.
Gon terdiam dan ketakutan, keringat mulai bercucuran dari wajah Gon. Leorio dan Kurapika pun semakin marah.
“Bodoh!” teriak Gon.
KRAAKKKK…….. Hanzo langsung mematahkan lengan kiri Gon.
Gon membungkuk dilantai sambil menahan lengannya yg patah.
“Dia benar benar mematahkan lengannya.” Ucap Pokkle.
“Itulah, kau tidak dapat menggunakan tangan kiri itu lagi.” Ucap Hanzo berdiri didepan Gon.
Leorio dan Kurapika yg melihatnya langsung terlihat sangat marah. Leorio sudah tidak bisa menahan emosinya.
“Kurapika, jangan mencoba untuk menghentikanku. Jika bajingan yg melakukan hal lain pada Gon… maaf Gon, tapi aku tidak bisa menahan diri. Aku! Akan menghentikannya!” ucap Leorio sangat marah.
Kurapika yg melihatnya juga sangat marah sehingga matanya perlahan berubah merah.
“Jangan khawatir. Tidak ada kesempatan untuk itu terjadi.” Ucap Kurapika marah.
Gon masih merintih kesakitan sambil memegang lengan kirinya.
“Saya yakin kau terlalu sakit setelah banyak melihatnya. Tetapi dengarkan aku. Saya keluar dari shinobi dari clan yg rahasia.” Ucap Hanzo.
hanzo kemudian berdiri menggunakan satu tangannya dengan posisi kepala berada di bawah dan kaki diatas.
“Dari hari aku dilahirkan, aku dipaksa untuk bertahan dari latihan yg keras, untuk menguasai seni Ninpo. Selama 18 tahun. Aku telah melatih tubuhku dan teknik, tanpa istirahat. Saat aku seusiamu, aku sudah membunuh seorang pria.” Ucap Hanzo.
Dalam pikiran Killua “Heh, itu tidak ada gunanya.”
“Pada saat ini, kau tidak bisa mengalahkanku dalam pertempuran. Aku berusaha bersikap baik. Jadi kalau begi…” ucap Hanzo terhenti saat Gon menendang kepalanya yg berada dibawah dengan keras.
BRAAAAKKKK….. mengetahui Hanzo lengah, Gon langsung menendang kepala Hanzo dengan keras sampai terlempar cukup jauh.
“Ow… Sialan! Kepalaku sedikit enakan, setelah semua siksaan yg kau berikan.” Ucap Gon sambil memegangi lengannya.
Leorio dan Kurapika menjadi sedikit tenang. Mata Kurapika kembali normal.
“Ya! Ayo maju, Gon! Tendang dia ketika dia lengah!” teriak Leorio.
Hanzo tergeletak tak bergerak. Melihat Hanzo tergeletak, Gon langsung berdiri sambil memegangi lengannya.
“Jika kamu 18 tahun, kamu hanya 6 tahun lebih tua dari aku. Selain itu, ini bukan pertempuran untuk melihat siapa yg lebih kuat. Ini untuk melihat siapa yg bersedia untuk menyerah pertama.” Ucap Gon.
Hanzo segera melompat dan berdiri, dengan hidung yg berdarah.
“Aku sengaja membiarkan kamu menendangku.” Ucap Hanzo.
“Bohong!” sela Leorio sambil menunjuk ke arah Hanzo.
“Kau tidak mengerti…Ini bukan peringatan. Ini ultimatum. Apakah itu terlalu sulit bagimu untuk mengerti? Kalau begitu aku akan membuat lebih mudah untukmu. Aku akan memotong kaki anda, sehingga mereka tidak dapat sambung kembali. Cidera permanen pasti akan membantu untuk sadar. Tapi pertama, aku akan meminta sekali lagi. Menyerah?” ucap Hanzo sambil mengambil pedang dari lengannya.
“Aku tidak menerimanya!” ucap Gon dengan polos.
Dan seluruh ruangan langsung hening.
“Aku tidak ingin kakiku dipotong. Tapi aku tidak ingin menyerah. Jadi mari kita cari cara yg berbeda untuk bertanding!” ucap Gon dengan wajah polos.
“Hei…Apakah kau memahami situasi ini?” teriak Hanzo marah.
Semua orang tertawa mendengar pernyataan Gon.
“Sialan…” ucap Bodoro sambil tertawa.
“Kau tidak bisa menuntut! Apakah kau mencoba untuk menghina saya? Aku serius akan memotong kakimu!” teriak Hanzo kesal.
“Tapi aku tetap tidak akan menyerah. Selain itu, jika kau melakukan itu, aku akan mati kehabisan darah. Dia akan didiskualifikasi jika itu terjadi, kan?” tanya Gon pada wasit Masta.
“Oh, ya.” Tanggap wasit Masta.
“Noh? Kita berdua tidak ingin itu terjadi. Jadi mari kita memikirkan cara yg lebih baik.” Ucap Gon.
“Aku pikir dia sudah sembuh. Gon yg mengontrol, dia begitu egois…” ucap Leorio.
“Tapi dia berhasil meyakinkan Hanzo dan kita semua.” Ucap Kurapika.
“Ya…ampun.” Sela Killua.
Dalam pikiran Killua “Apa ini? Situasi belum berubah. Gon tidak lebih kuat dari lawannya. Lengannya masih patah! Jadi mengapa suasana aneh dari sebelumnya tiba tiba jadi jauh lebih ringan?”
Hanzo semakin kesal, dia langsung berlari ke arah Gon dan menempelkan pedangnya didahi Gon. Dahi Gon mengeluarkan darah tapi Gon hanya terdiam dengan tatapan mata tajam.
“Kau benar benar tidak mengerti…Jika kau meninggal, kau tidak akan mendapatkan kesempatan lain. Jika aku membunuhmu disini, aku hanya perlu mencoba lagi tahun depan. Kita tidak berada pada situasi yg sama!” ucap Hanzo.
Dalam pikiran Killua “Dia benar Gon, kau tidak bisa berbicara seenak maumu. Tapi, dia jauh lebih kuat darimu. Itu bukan sesuatu yg dapat menetralkan suasana. Ini semua berakhir pada kekuatan.”
Gon hanya terdiam dengan tatapan mata tajam.
“Mengapa kau tidak mau mengakui? Ini mudah dilakukan. Kau dapat mencoba lagi tahun depan. Kau menghargai harga dirimu lebih banyak dari pada nyawamu sendiri? Kau benar benar bersedia mati untuk harga dirimu?” ucap Hanzo dan masih menempelkan pedangnya pada dahi Gon.
“Aku akan menemukan ayahku.” Jawab Gon.
“Ayahmu?” tanya Hanzo.
“Ayahku adalah seorang hunter. Jadi aku akan menjadi hunter dan menemukannya! Saya percaya bahwa saya akan menemukan dia suatu hari…Tapi aku punya perasaan bahwa jika aku menyerah sekarang, aku tidak akan pernah menemukannya! Tak akan menyerah” jawab Gon.
“Jika kamu tidak menyerah, kau akan mati…” ucap Hanzo.
Dalam pikiran Hanzo “Dia menentang dengan alasan.”
Hanzo langsung menarik pedangnya dan berjalan menjauhi Gon.
“Aku menyerah. Kau menang. Aku tidak bisa membunuhmu. Tapi aku tidak bisa memikirkan cara untuk membuat kamu menyerah. Aku akan mengambil kekalahan ini dan mengambil kesempatan dalam kompetisi berikutnya!” ucap Hanzo.
“Saya tidak bisa menerimanya. Itu tidak adil! Kita berdua harus memikirkan cara untuk menyelesaikan pertarungan ini.” Ucap Gon sambil menunjuk ke arah Hanzo.
“Heh, aku tahu kau akan mengatakan itu. Kamu bodoh! Tak ada gunanya, karena anda tidak akan pernah menyerah!” teriak Hanzo kesal.
“Tapi aku tidak ingin menang seperti ini!” teriak Gon.
“Apa yg harus aku lakukan?” tanya Hanzo sambil teriak.
“Kita bisa bekerja sama untuk mencari tahu!” teriak Gon.
“Dengan kata lain, aku sudah menyerah pada pertandingan ini. Tetapi, kamu ingin aku mencoba untuk menang lagi. Sambil membantu untuk menciptakan cara untuk membuatmu merasa baik tentang kemenanganmu! Apakah itu benar?” ucap Hanzo.
“He-eh.” Sahut Gon dan langsung mendapatkan pukulan dari Hanzo dengan keras.
“DASAR BODOH!!!” teriak Hanzo sambil memukul Gon.
Tubuh Gon terpental ke belakang dan langsung pingsan.
“Wasit. Aku yg kalah, biar lanjut saja pertandingannya.” Pinta Hanzo.
“Mengerti.” Tanggap wasit Masta.
“Tapi aku ingin memberitahu sesuatu pada kompetisi pertama. Ketika dia bangun, dia mungkin akan menolak penilaian akhirnya. Karena dia anak yg keras kepala. Seperti yg kita lihat. Hanya satu orang akan gagal di babak ini, kan? Jika Gon gagal, tidak akan yg membuat perkelahian kami sia sia?” ucap Hanzo.
setelah Gon pingsan, dia langsung dibawa ke ruang perawatan.
Kemenangan Gon telah diyakinkan, setelah pernyataan Hanzo. Tahap akhir, untuk menentukan kekalahan seorang peserta, baru saja dimulai.
0 Response to "cerita hunter x hunter capter 31-32"
Posting Komentar